Sabtu, 04 April 2009

Jahe Instan Rama Jaya

Dapatkan segera produk Jahe Instan Rama Jaya
minuman penghangat dan penyegar badan....

terbuat dari bahan alami, Jahe, gula dan air...

khasiat dan kegunaan
mengobati masuk angin, menghangatkan badan, melegakan tenggorokan,
tekanan darah tinggi,

TANPA BAHAN PENGAWET

Pemesanan Hubungin : 085266066844

Dibalik rasanya yang pedas, jahe mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Manfaat jahe berdasar sejumlah penelitian, antara lain :

* Merangsang pelepasan hormone adrenalin
* Memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar.
* Tubuh jadi lebih hangat,
* Kerja jantung memompa darah lebih ringan.Akibatnya tekanan darah menjadi turun.

Jahe mengandung 2 enzim pencernaan yang sangat penting.

1. Protease yang berfungsi memecah protein
2. Lipase yang berfungsi memecah lemak
Kedua enzim ini membantu tubuh mencerna dan menyerap makanan.

Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke dan serangan jantung. Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol.

* Jahe juga dapat untuk mencegah mabuk perjalanan.
* Membuat lambung menjadi nyaman, dan membantu mengeluarkan angin.
* Meringankan kram perut saat menstruasi atau kram akibat banyak mengkonsumsi makanan berlemak.
* Membantu tubuh melawan pilek dan flu. Jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.
* Jahe merupakan pereda rasa sakit yang alami dan dapat meredakan nyeri rematik, sakit kepala, dan migrant.

Melihat manfaat jahe yang begitu banyak bagi tubuh manusia, maka menawarkan produk baru ramuan tradisional diambil dari sari jahe asli. Dalam bentuk jahe instant bubuk yang praktis dan mudah disajikan.

PASTIKAN ANDA MINUM JAHE INSTANT MINIMAL 1 X SEHARI

Ilmu Kimia dalam Islam

Afzalur Rahman,2007. Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Qur’an: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah Dalam Al-Qur’an. Cetakan II (Penerbit Mizania PT Mizan Pustaka: Bandung) Bab 26 hal. 356-361

Ilmu Kimia juga mendapatkan perhatian dan dorongan dari Al-Qur’an untuk dikembangkan. Manusia dan seluruh lingkungan hidupnya terbentuk dari elemen-elemen dan subtansi-subtansi yang tergabung menjadi sebuah ikatan kimia menurut hukum Allah. Manusia sendiri tercipta dari tanah liat kemungkinan melalui sebuah proses kimia interaktif antara berbagai unsur dalam tanah yang bekerja menurut hukum-hukum Allah melalui proses perubahan dan kombinsi tertentu. Penciptaan langit dan bumi dalam enam “periode” dan penciptaan alam semesta dari air juga terjadi menurut hukum kombinasi dan perubahan yang diciptakan Allah Swt. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menuturkan bagaimana Tuhan menciptakan langit, bumi, manusia, dan sebagainya, memberikan petunjuk yang kuat kepada para ilmuwan tentang membuat subtansi baru dengan menggabungkan berbagai unsur dan tentang kemungkinan mempelajari rekasi kimia dari penggabungan unsure-unsur itu dengan berbagai proporsinya. Ayat berikut mengemukakan kekuatan “pewarnaan” yang dilakukan Tuhan dan memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk melakukan proses kimiawi dengan mencampurkan berbagai unsur kimia dengan proporsi tertentu untuk membuat hal yang mirip dengan itu.

Sibghah Allah dan siapakah yang lebih baik sibghah-Nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah (Q.S Al-Baqarah[2]:138)

Kemudian, perhatikan pula bagaimana proses penciptaan manusia yang menjadi titik sentral studi para teolog, filsuf, dan ilmuwan berabad-abad lamanya:

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Q.S Al-An’am [6]: 2)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S Al-Hijr [15]: 26)

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjdaikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan. Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikuarangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah (Q.S Al-Fathir [35]:11)

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak (Q.S Al-Rum [30]:20)

Ayat-ayat tersebut mengundang perhatian kea rah proses penciptaan manusia terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya dan pengaruhnya terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup.

Penciptaan alam semesta dan semua benda yang ada di dalamnya diuraikan dalam ayat berikut:

Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab:”Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. [1]Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami menjadikannya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (Q.S Fushshilat [41]: 11-12)

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiada juga beriman ?(Q.S Al-Anbiya’ [21]: 30)

Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah):”Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” Niscaya orang-orang kafir itu akan berkata:’ini tidak lain adalah sihir yang nyata.’”(Q.S Hud [11]: 7)

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (Q.S Al-Dzariyat [51]: 49)

Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.S Ya Sin [36]: 36)

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dalam Al-Qur’an mengajak manusia memikirkan dan merenungkan proses penciptaan yang dilakukan Allah dengan berbagai konteksnya dan mendorong manusia mengadakan eksperimen tentang interaksi antarberbagai subtansi yang berbeda, serta mengadakan studi tentang perubahan-perubahan kimiawi yang memunculkan subtansi baru dan seterusnya.

Bagaimana reaksi kimiawi benda-benda yang tidak bernyawa dapat menghasilkan makhluk hidup yang bernama manusia? Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam tanah menjadi bahan dasar penciptaan manusia? Dan, reaksi dari unsur-unsur apa saja yang menghasilkan makhluk yang mulia itu? Pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang serupa dengan itu menggerakkan minat para ilmuwan berabad-abad lamanya untuk mengadakan eksperimen-eksperimen yang mencoba mengungkap rahasia bagaimana makhluk hidup terbentuk dari berbagai unsur. Ayat-ayat berikut memberikan inspirasi lebih jauh untuk melakukan penelitian lebih lanjut:

Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Q.S Al-An’am [6]: 95)

Katakanlah:”Siapakah yang member rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab:”Allah.” Maka katakanlah:”Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”(Q.S yunus [10]: 31)

Ayat-ayat seperti itu tentu saja menunjuk pada kemungkinan ditemukannya subtansi yang lebih unggul dan lebih bermanfaat lewat percampuran berbagai unsur, dan bahkan kemungkinan menemukan sebuah bentuk kehidupan yang merupakan hasil interaksi kimiawi dari beberapa komponen yang beranekaragam. Singkatnya, ayat-ayat tersebut jelas-jelas menggugah manusia agar melakukan penelitian lebih jauh dan lebih mendalam mengenai persoalan ini.

Al-Qur’an merujuk fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini boleh jadi telah menarik perhatian manusia untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya:

… padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya ada yang meluncur jatuh, … (Q.S Al-Baqarah [2]: 74)

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizing Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamanya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Q.S Al-A’raf [7]: 58)

Aspek kimia madu merupakan petunjuk abadi bagi para ilmuwan untuk mengungkap keajaiban Tuhan yang mengubah struktur, sifat, dan kegunaan berbagai unsur kimiawi dalam kombinasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Allah berfirman:

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S Al-Nahl [16]: 68-69)

Bagi ahli kimia, ini merupakan indikasi yang jelas bahwa campuran unsur-unsur tertentu bisa menghasilkan unsur yang baru sama sekali tidak berhubungan dengan unsur-unsur asalnya dalam hal sifat, zat, atau dampaknya.

Sebagaimana telah dikemukan pada urain sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam Al-Qur’an di sana-sini kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia.

Untuk itu, tidak mengherankan jika para ilmuwan Muslim memperoleh inspirasi yang amat besar dari Al-Qur’an untuk mengembangkan ilmu ini. Misalnya, dengan berbagai konteks yang berbeda kita temukan dalam Al-Qur’an tentang emas dan perak sebagai logam mulia (Q.S Ali ‘Imran [3]: 14 dan Al-Taubah [9]: 34), sebagai barang perhiasan yang mewah (Q.S Al-Zukhruf [43]: 33-53), dan sebagai tanda karunia Allah yang akan diberikan kepada para penghuni surga (Q.S Al-Hajj [22]: 23 dan Al-Kahfi [18]: 31).

Besi disebut-sebut sebagai logam yang mengandung banyak manfaat (Q.S Al-Hadid [57]: 25), sebagai contoh benda yang paling keras (Q.S Al-Isra’ [17]: 51), sebagai zat yang berwarna merah jika dipanaskan sehingga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96), menjadi bahan pokok untuk membuat barang-barang lainnya seperti baju besi (baju perang, Q.S Saba’ [34]: 10-11), dan menjadi alat penyiksaan di neraka (Q.S Al-Hajj [22]: 21).

Demikian pula dengan timah dan tembaga yang disebut Al-Qur’an sebagai bahan pelengkap konstruksi sebuah bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96) serta ter yang dalam Surah Ibrahim [14]: 50) disebutkan sebagai pakaian penghuni neraka.

Al-Qur’an juga menyebutkan adanya sebuah benda yang mungkin bisa disebut sebagai “atom” dan benda lain yang lebih kecil dari atom (Q.S Al-Zalzalah [99]: 7-8) dalam kaitannya dengan nilai perbuatan manusia. Tidak ada satupun yang tersembunyi dari Tuhan, apakah itu lebih besar atau lebih kecil daripada atom (Q.S Saba’[34]:22). Dalam Al-Qur’an, ditemukan pula keterangan tentang reaksi-reaksi exothermal dan endothermal dalam hubungannya dengan pemanasan benda tertentu yang dikemukakan dalam konteks hukum neraka (Q.S Al-Kahfi [18]: 29; Al-Hajj [22]: 21 dan Ibrahim [14]: 50; dalam hubungannya dengan konstruksi bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96; deskripsi hari kebangkitan (Q.S Al-Ma’arij [70]: 8-9); serta makanan penghuni neraka (Q.S Al-Dukhan [44]: 45-46).

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dengan itu menjadi inspirasi besar bagi para ilmuwan Muslim untuk mengembangkan ilmu kimia. Bahkan istilah “kimia” (alkimiya) diberikan pertama kali oleh orang arab. Diantara nama-nama sarjana Muslim yang tercatat dalam sejarah peradaban Islam sebagai ahli kimia antara lain: Jabir ibn Hayyan, Jabir Al-Jusi, Utarid ibn Muhammad Al-hasib, ‘Utsman ibn Swayed,Dzu Al-Nun Al-Mishriy, Muhammad Ibn Zakariyya Al-Razi, Al-Farabi, Ibn Sina, ‘Abd Al-Hakim Muhammad Al-Kathi, Abu Maslamah Al-Majriti, ‘Abd Qasim Al-Qusyairy, ‘Abd Al-Hasan Al-Jayyani, Syams al-Din Al-Buni, Muhammad ibn Al-Hajji Al-Tilmisani, ‘Abd Al-Qasim Al-Iraqi, Izz Al-Din Aidamur Al-Jildaki dan ‘Ali Bek Al-Izniqi.

Ilmu Kimia dalam Islam

Afzalur Rahman,2007. Ensiklopediana Ilmu Dalam Al-Qur’an: Rujukan Terlengkap Isyarat-Isyarat Ilmiah Dalam Al-Qur’an. Cetakan II (Penerbit Mizania PT Mizan Pustaka: Bandung) Bab 26 hal. 356-361

Ilmu Kimia juga mendapatkan perhatian dan dorongan dari Al-Qur’an untuk dikembangkan. Manusia dan seluruh lingkungan hidupnya terbentuk dari elemen-elemen dan subtansi-subtansi yang tergabung menjadi sebuah ikatan kimia menurut hukum Allah. Manusia sendiri tercipta dari tanah liat kemungkinan melalui sebuah proses kimia interaktif antara berbagai unsur dalam tanah yang bekerja menurut hukum-hukum Allah melalui proses perubahan dan kombinsi tertentu. Penciptaan langit dan bumi dalam enam “periode” dan penciptaan alam semesta dari air juga terjadi menurut hukum kombinasi dan perubahan yang diciptakan Allah Swt. Ayat-ayat Al-Qur’an yang menuturkan bagaimana Tuhan menciptakan langit, bumi, manusia, dan sebagainya, memberikan petunjuk yang kuat kepada para ilmuwan tentang membuat subtansi baru dengan menggabungkan berbagai unsur dan tentang kemungkinan mempelajari rekasi kimia dari penggabungan unsure-unsur itu dengan berbagai proporsinya. Ayat berikut mengemukakan kekuatan “pewarnaan” yang dilakukan Tuhan dan memberikan inspirasi kepada para ilmuwan untuk melakukan proses kimiawi dengan mencampurkan berbagai unsur kimia dengan proporsi tertentu untuk membuat hal yang mirip dengan itu.

Sibghah Allah dan siapakah yang lebih baik sibghah-Nya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nyalah kami menyembah (Q.S Al-Baqarah[2]:138)

Kemudian, perhatikan pula bagaimana proses penciptaan manusia yang menjadi titik sentral studi para teolog, filsuf, dan ilmuwan berabad-abad lamanya:

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukan ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Q.S Al-An’am [6]: 2)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S Al-Hijr [15]: 26)

Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjdaikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan. Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikuarangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesunggguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah (Q.S Al-Fathir [35]:11)

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembangbiak (Q.S Al-Rum [30]:20)

Ayat-ayat tersebut mengundang perhatian kea rah proses penciptaan manusia terutama berhubungan dengan telaah tentang terjadinya reaksi kimiawi dari subtansi-subtansi yang menjadi bahan baku penciptaannya dan pengaruhnya terhadap perilakunya sebagai makhluk hidup.

Penciptaan alam semesta dan semua benda yang ada di dalamnya diuraikan dalam ayat berikut:

Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:”Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab:”Kami datang dengan suka hati.” Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusan-Nya. [1]Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami menjadikannya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang (Q.S Fushshilat [41]: 11-12)

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapa mereka tiada juga beriman ?(Q.S Al-Anbiya’ [21]: 30)

Dan dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Makkah):”Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati.” Niscaya orang-orang kafir itu akan berkata:’ini tidak lain adalah sihir yang nyata.’”(Q.S Hud [11]: 7)

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah (Q.S Al-Dzariyat [51]: 49)

Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Q.S Ya Sin [36]: 36)

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dalam Al-Qur’an mengajak manusia memikirkan dan merenungkan proses penciptaan yang dilakukan Allah dengan berbagai konteksnya dan mendorong manusia mengadakan eksperimen tentang interaksi antarberbagai subtansi yang berbeda, serta mengadakan studi tentang perubahan-perubahan kimiawi yang memunculkan subtansi baru dan seterusnya.

Bagaimana reaksi kimiawi benda-benda yang tidak bernyawa dapat menghasilkan makhluk hidup yang bernama manusia? Komponen-komponen apa saja yang terdapat dalam tanah menjadi bahan dasar penciptaan manusia? Dan, reaksi dari unsur-unsur apa saja yang menghasilkan makhluk yang mulia itu? Pertanyaan-pertanyaan ini dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang serupa dengan itu menggerakkan minat para ilmuwan berabad-abad lamanya untuk mengadakan eksperimen-eksperimen yang mencoba mengungkap rahasia bagaimana makhluk hidup terbentuk dari berbagai unsur. Ayat-ayat berikut memberikan inspirasi lebih jauh untuk melakukan penelitian lebih lanjut:

Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan, Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (Q.S Al-An’am [6]: 95)

Katakanlah:”Siapakah yang member rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab:”Allah.” Maka katakanlah:”Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-Nya)?”(Q.S yunus [10]: 31)

Ayat-ayat seperti itu tentu saja menunjuk pada kemungkinan ditemukannya subtansi yang lebih unggul dan lebih bermanfaat lewat percampuran berbagai unsur, dan bahkan kemungkinan menemukan sebuah bentuk kehidupan yang merupakan hasil interaksi kimiawi dari beberapa komponen yang beranekaragam. Singkatnya, ayat-ayat tersebut jelas-jelas menggugah manusia agar melakukan penelitian lebih jauh dan lebih mendalam mengenai persoalan ini.

Al-Qur’an merujuk fenomena-fenomena alamiah yang dapat dijumpai manusia dalam kehidupan sehari-hari. Ayat-ayat ini boleh jadi telah menarik perhatian manusia untuk mempelajari berbagai elemen dan reaksi kimiawi yang ada di dalamnya:

… padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya ada yang meluncur jatuh, … (Q.S Al-Baqarah [2]: 74)

Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizing Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamanya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur (Q.S Al-A’raf [7]: 58)

Aspek kimia madu merupakan petunjuk abadi bagi para ilmuwan untuk mengungkap keajaiban Tuhan yang mengubah struktur, sifat, dan kegunaan berbagai unsur kimiawi dalam kombinasi yang berbeda-beda. Dalam hal ini, Allah berfirman:

Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah:”Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibuat manusia.” Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya yang pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (Q.S Al-Nahl [16]: 68-69)

Bagi ahli kimia, ini merupakan indikasi yang jelas bahwa campuran unsur-unsur tertentu bisa menghasilkan unsur yang baru sama sekali tidak berhubungan dengan unsur-unsur asalnya dalam hal sifat, zat, atau dampaknya.

Sebagaimana telah dikemukan pada urain sebelumnya, Al-Qur’an bukanlah kitab ilmu pengetahuan atau kitab kimia dalam pengertian harfiahnya. Akan tetapi, Al-Qur’an adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Dalam berbagai konteks, Al-Qur’an memberikan petunjuk mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi manusia dan sekaligus menjadi gudang ilmu pengetahuan serta menjadi pintu pembuka untuk melakukan penelitian tentang berbagai aspek kehidupan manusia. Dengan demikian, dalam Al-Qur’an di sana-sini kita temukan ayat-ayat yang mendorong pembacanya untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk ilmu kimia.

Untuk itu, tidak mengherankan jika para ilmuwan Muslim memperoleh inspirasi yang amat besar dari Al-Qur’an untuk mengembangkan ilmu ini. Misalnya, dengan berbagai konteks yang berbeda kita temukan dalam Al-Qur’an tentang emas dan perak sebagai logam mulia (Q.S Ali ‘Imran [3]: 14 dan Al-Taubah [9]: 34), sebagai barang perhiasan yang mewah (Q.S Al-Zukhruf [43]: 33-53), dan sebagai tanda karunia Allah yang akan diberikan kepada para penghuni surga (Q.S Al-Hajj [22]: 23 dan Al-Kahfi [18]: 31).

Besi disebut-sebut sebagai logam yang mengandung banyak manfaat (Q.S Al-Hadid [57]: 25), sebagai contoh benda yang paling keras (Q.S Al-Isra’ [17]: 51), sebagai zat yang berwarna merah jika dipanaskan sehingga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96), menjadi bahan pokok untuk membuat barang-barang lainnya seperti baju besi (baju perang, Q.S Saba’ [34]: 10-11), dan menjadi alat penyiksaan di neraka (Q.S Al-Hajj [22]: 21).

Demikian pula dengan timah dan tembaga yang disebut Al-Qur’an sebagai bahan pelengkap konstruksi sebuah bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96) serta ter yang dalam Surah Ibrahim [14]: 50) disebutkan sebagai pakaian penghuni neraka.

Al-Qur’an juga menyebutkan adanya sebuah benda yang mungkin bisa disebut sebagai “atom” dan benda lain yang lebih kecil dari atom (Q.S Al-Zalzalah [99]: 7-8) dalam kaitannya dengan nilai perbuatan manusia. Tidak ada satupun yang tersembunyi dari Tuhan, apakah itu lebih besar atau lebih kecil daripada atom (Q.S Saba’[34]:22). Dalam Al-Qur’an, ditemukan pula keterangan tentang reaksi-reaksi exothermal dan endothermal dalam hubungannya dengan pemanasan benda tertentu yang dikemukakan dalam konteks hukum neraka (Q.S Al-Kahfi [18]: 29; Al-Hajj [22]: 21 dan Ibrahim [14]: 50; dalam hubungannya dengan konstruksi bangunan (Q.S Al-Kahfi [18]: 96; deskripsi hari kebangkitan (Q.S Al-Ma’arij [70]: 8-9); serta makanan penghuni neraka (Q.S Al-Dukhan [44]: 45-46).

Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lain yang serupa dengan itu menjadi inspirasi besar bagi para ilmuwan Muslim untuk mengembangkan ilmu kimia. Bahkan istilah “kimia” (alkimiya) diberikan pertama kali oleh orang arab. Diantara nama-nama sarjana Muslim yang tercatat dalam sejarah peradaban Islam sebagai ahli kimia antara lain: Jabir ibn Hayyan, Jabir Al-Jusi, Utarid ibn Muhammad Al-hasib, ‘Utsman ibn Swayed,Dzu Al-Nun Al-Mishriy, Muhammad Ibn Zakariyya Al-Razi, Al-Farabi, Ibn Sina, ‘Abd Al-Hakim Muhammad Al-Kathi, Abu Maslamah Al-Majriti, ‘Abd Qasim Al-Qusyairy, ‘Abd Al-Hasan Al-Jayyani, Syams al-Din Al-Buni, Muhammad ibn Al-Hajji Al-Tilmisani, ‘Abd Al-Qasim Al-Iraqi, Izz Al-Din Aidamur Al-Jildaki dan ‘Ali Bek Al-Izniqi.

Obat Alami Vs Obat Kimia

Kelemahan Obat Modern atau Obat Kimia :

a. Efek samping.
Terdapat efek samping dari obat kimia yang bisa berupa efek samping langsung maupun tidak langsung atau terakumulasi. Hal ini terjadi karena bahan kimia bersifat anorganik dan murni sementara tubuh bersifat organik dan kompleks. Maka bahan kimia bukan bahan yang benar-benar cocok untuk tubuh.
Penggunaan bahan kimia pada tubuh dianggap sebagai sesuatu yang tidak terhindarkan dan digunakan secara terbatas yang dapat diterima dan ditoleransi oleh tubuh.

b. Sering kurang efektif untuk penyekit tertentu.
Beberpa penyakit memang belum ada obatnya, obat yang ada hanya bersifat simptomatik dan harus diminum seumur hidup. Beberapa penyakit belum diketahui penyebabnya. Banyak pasien secara rutin pergi ke dokter tanpa perbaikan yang signifikan bahkan semakin buruk keadaannya.

c. Harga yang mahal karena faktor impor.
Hampir semua obat kimia yang kita gunakan berasal dari luar. Hal ini terjadi karena untuk menghasilkan obat kita membutuhkan teknologi tinggi, biasa investasi yang tinggi dan waktu penelitian yang lama. Alasan lain dai impor obat adalah perlunya kepercayaan atas produsen obat. Sampai saat ini kepercayaan terutama ada pada beberapa negara yang dikenal produsen obat. Bahan mahal yang diipor terdiri dari obat jadi, bahan baku obat, bahan pengemas obat, teknologi, peralatan dan mesin-mesin, tenaga ahli dan tenaga terampil. Tingginya harga terjadi karena impor menggunakan mata uang asing yang berfluktuasi sesuai kurs dan juga membuat ketersediaan tidak menentu.


Kelebihan Obat Herbal :

a. Tidak ada efek samping jika digunakan pada dosis normal.
Hal ini terjadi karena obat herbal tersusun oleh bahan-bahan organik yang kompleks. Dengan kata lain obat herbal dapat dianggap sebagai makanan yang berarti bahan yang dikonsumsi guna memperbaiki organ atau sistem yang rusak. Kelebihan obat herbal yang digunakan tentu menyebabkan efek samping seperti halnya kelebihan makanan. Sebagai hasilnya, sebagai kuncinya, dosis yang dianjurkan untuk penggunaan herbal adalah dosis tradisional dan sedikit dikurangkan.

b. Efektif, bahkan untuk penyakit yang sulit diobati secara medis.
Berdasarkan pengalaman turun-temurun yang tertulis maupun lisan, dan kemudian dipelajari dari berbagai aspek seperti botani, kimia dan farmakologi. Pendekatan dalam penggunaan herbal ditekankan pad aspek farmakologi yang merupakan fungsi herbal tersebut dalam proses pengobatan.

c. Harga murah dan dapat ditanam sendiri.
Terutama jika kita dapat menanam sendiri dengan membuat tanaman obat keluarga (TOGA) yang meliputi tanaman untuk pengobatan dan pemeliharaan kesehatan. Harga Akan meningkat jika obat herbal itu diperoleh dalam bentuk simplisia yang dikeringkan. Akan meningkat lagi jika dikonsumsi dalam bentuk the atau kapsul. Bahkan akan menjadi cukup tinggi jika dalam bentuk ekstrak.

d. Aplikasinya lebih sederhana.
Jika diagnosa sudah jelas maka pengobatan dapat dilakukan di rumah dengan bantuan anggota keluarga yang lain. Bantuan dokter dibutuhkan untuk diagnosis yang benar berdasarkan data laboratorium. Rekomendasi terapi dapat diberikan oleh dokter yang juga herbalis, tetapi perawatannya bisa di rumah oleh anggota keluarga.

Rahasia Sulap

MisteriSulap.com Dua orang sukarelawan, sebut saja si A dan si B, dipersilakan untuk memilih salah satu dari dua sifat yang disediakan. Yaitu sifat jujur, dan sifat pembohong. Masing-masing bisa memilih sifat yang sama, bisa juga memilih sifat yang berbeda. Bila memilih jujur, maka ia harus menjawab dengan jujur setiap pertanyaan yang nanti akan ditanyakan kepadanya. Sebaliknya bila memilih sebagai pembohong, maka ia harus berbohong saat menjawab pertanyaan tersebut. Deddy Corbuzier lalu memberi sebuah cincin untuk nantinya disimpan oleh salah satu dari keduanya. Lalu si A dan si B diberi kesempatan secara tertutup untuk berunding dan saling mengetahui sifat apa yang dipilih oleh masing-masing, serta memutuskan siapa yang akan membawa cincin tersebut. Keduanya pun kembali ke hadapan Corbuzier tanpa memberitahu sifat apa yang telah dipilih oleh tiap-tiap orang dan tanpa memberitahu siapa yang saat itu membawa cincinnya.

“Apakah Anda dan si B memilih sifat yang sama?”, Deddy Corbuzier mulai mengajukan pertanyaan kepada si A.

Bila ia dan si B misalnya telah memilih sifat yang sama, dan ia memilih sifat sebagai pembohong, maka ia harus berbohong dengan menjawab, Tidak. Bila ia memilih sebagai pembohong dan si B misalnya memilih sifat jujur, maka tentu ia harus menjawab, Sama, karena pilihannya tidak sama namun ia harus berbohong. Dan seterusnya. Si A memikirkan jawabannya sesaat, lalu dengan mantap menjawab, “Ya, sama.”

Deddy Corbuzier lalu beralih kepada si B, “Apakah Anda yang membawa cincinnya?”

Sejenak si B terlihat berpikir. Ia tahu siapa yang membawa cincinnya, namun ia harus menjawab sesuai dengan sifat yang telah dipilihnya. Akhirnya, dengan intonasi datar ia pun menjawab, “Tidak. Bukan saya yang membawanya.”

Dengan berkonsentrasi sedikit, Deddy Corbuzier memperhatikan raut wajah kedua orang sukarelawan tersebut. Lalu ia tertawa dan berkata kepada si B, “Ya ya, saya tahu Anda orang yang jujur”, serta menyodorkan telapak tangan kanannya kepada si A, “Mana cincinnya?”

Dengan wajah penuh tanda tanya, si A hanya pasrah dan menyerahkan cincin tersebut. Hanya dengan dua pertanyaan, satu untuk tiap-tiap orang. Penonton bertepuk tangan, dan Deddy Corbuzier pun tersenyum puas. Bagaimana ia dapat melakukannya? Benarkah Deddy Corbuzier dapat membaca pikiran kedua orang tersebut? Mau tahu rahasianya?

***

Rahasia sulap lainnya: www.MisteriSulap.com

***

Dalam setiap pertunjukannya, Deddy Corbuzier selalu menekankan kepada penontonnya bahwa ia bukanlah seorang ilusionis, yang misalnya melakukan trik sulap menghilangkan mobil di atas panggung dengan hanya ditutup dengan tirai hitam selama 5 detik, dan lain sebagainya. Ia mengaku lebih senang disebut sebagai seorang mentalis alias Master of Mind, yang trik-triknya berhubungan dengan pikiran atau mental manusia. Aksi sulapnya yang paling populer adalah aksi yang disebut dengan Metal Blending, yakni membengkokkan sebuah sendok dengan kekuatan pikirannya atau kekuatan pikiran seseorang.

Kejadian di atas adalah salah satu sesi pertunjukannya dalam acara Mind and Magic yang disiarkan oleh TV7 hari Sabtu malam kemarin, mulai jam setengah sembilan. Sekali lagi, bagaimana ia dapat mengetahui secara persis siapa pembawa cincinnya? Benarkah ia benar-benar dapat membaca pikiran si A dan si B? Atau apakah ia sebelumnya telah melakukan kongkalikong dengan si A dan/atau si B? Atau barangkali ia telah menyuruh seseorang untuk mengintip saat keduanya berunding, lalu memberitahunya secara diam-diam menggunakan kode tertentu? Ataukah cincin tersebut telah dipasangi suatu alat tertentu yang dapat memancarkan sebuah gelombang yang menyebabkan orang yang membawa pasangan lain dari alat tersebut dapat mendeteksi dimana cincin tersebut berada? Atau jangan-jangan ia menggunakan jin untuk melihat dan memberitahu siapa pembawa cincinnya? hehehe..

Tabel LogikaSaya kira jawabannya tidak serumit itu. Dengan menggunakan logika matematika sederhana dan melihat semua kemungkinan yang mungkin terjadi, terbukti bahwa kita juga dapat melakukan hal yang sama dengan mudah. Perhatikan gambar tabel di samping. Kita bisa mengetahui apa saja kemungkinan sifat yang dimiliki oleh si A dan si B atas jawaban dari pertanyaan pertama Deddy Corbuzier. Bila si A menjawab pertanyaan pertama Corbuzier dengan jawaban “Tidak sama”, maka si B pastilah memilih sifat sebagai pembohong. Karena si A menjawab “Sama”, maka bisa dipastikan bahwa si B telah memilih sifat jujur. Ditambah pertanyaan kedua terhadap si B, terjawablah siapa pembawa cincinnya. Yaitu sesuai dengan jawaban si B, karena si B jujur. YES! Terjawab sudah. Ternyata caranya mudah ‘kan? Hei, sabar dong! Tentu saja Anda bisa mempraktekkannya kepada teman-teman atau keluarga Anda. Saya do’akan semoga mereka belum membaca tulisan ini biar Anda tidak kecewa, hehehe..